Stratifikasi sosial
akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut
terdapat sesuatu yang dihargai. Mungkin berupa uang atau benda-benda bernilai
ekonomis, atau tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan agama, atau
keturunan keluarga terhormat. Seseorang yang banyak memiliki sesuatu yang
dihargai akan dianggap sebagai orang yang menduduki pelapisan atas. Sebaliknya
mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki
sesuatu yang dihargai tersebut, mereka akan dianggap oleh masyarakat sebagai
orang-orang yang menempati pelapisan bawah atau berkedudukan rendah.
Stratifikasi sosial
adalah pembedaan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial berdasarkan demensi
vertikal akan memiliki pengaruh terhadap kehidupan bersama dalam masyarakat.
Berikut ini dampak stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat:
1. Eklusivitas
Stratifikasi sosial
yang membentuk lapisan-lapisan sosial juga merupakan subculture, telah menjadikan
mereka dalam lapisan-lapisan tertentu menunjukan eklusivitasnya masing-masing.
Eklusivitas dapat berupa gaya hidup, perilaku dan juga kebiasaan mereka yang
sering berbeda antara satu lapisan dengan lapisan yang lain.
Gaya hidup dari
lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah.
Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan,
sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas sosial mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada
sering membatasi pergaulan di antara kelas sosial tertentu, mereka enggan
bergaul dengan kelas sosial dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan
kelas yang sama dengan kelas mereka.
2. Etnosentrisme
Etnosentrisme dipahami
sebagai mengagungkan kelompok sendiri, dapat terjadi dalam stratifikasi sosial
yang ada dalam masyarakat. Mereka yang berada dalam stratifikasi sosial atas
akan menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah
dan kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada stratifikasi sosial
rendah.
Pola perilaku kelas
sosial atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas sosial di
bawahnya. Sebaliknya kelas sosial bawah akan memandang mereka sebagai orang
boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan
tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita.
Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari
etnosentrisme.
Konflik Sosial
Perbedaan yang ada di
antara kelas sosial dapat menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial maupun iri
hati. Jika kesenjangan karena perbedaan tersebut tajam tidak menutup
kemungkinan terjadinya konflik sosial antara kelas sosial satu dengan kelas
sosial yang lain.
Misalnya demonstrasi
buruh menuntut kenaikan upah atau peningkatan kesejahteraan dari perusahaan
dimana mereka bekerja adalah salah satu konflik yang terjadi karena
stratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat.
Stratifikasi sosial
kadang akan membedakan warga masyarakat menurut kekuasaan dan pemilikan materi.
Kriteria ekonomi selalu berkaitan dengan aktivitas pekerjaan, kepemilikan
kekayaan, atau kedua-duanya. Dengan begitu, pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan
akan membagi anggota masyarakat ke dalam beberapa stratifikasi atau kelas
ekonomi.
Dalam stratifikasi
sosial terdapat tiga kelas sosial, yaitu: masyarakat yang terdiri dari kelas
atas (upper class), masyarakat yang terdiri kelas menengah (middle class) dan
kelas bawah (lower class). Orang-orang yang berada pada kelas bawah (lower)
biasanya lebih banyak (mayoritas) daripada di kelas menengah (middle) apalagi
pada kelas atas (upper). Semakin ke atas semakin sedikit jumlah orang yang
berada pada posisi kelas atas (upper class).
Dalam kehidupan
masyarakat terdapat kriteria yang dipakai untuk menggolongkan orang dalam
pelapisan sosial adalah sebagai berikut:
Ukuran kekayaan
Seseorang yang
memiliki kekayaan paling banyak, ia akan menempati pelapisan di atas. Kekayaan
tersebut misalnya dapat dilihat dari bentuk rumah, mobil pribadinya, cara
berpakaian serta jenis bahan yang dipakai, kebiasaan atau cara berbelanja dan
seterusnya.
Ukuran kekuasaan
Seseorang yang
memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar akan menempati
pelapisan yang tinggi dalam pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Ukuran kehormatan
Orang yang disegani
dan dihormati akan mendapat tempat atas dalam sistem pelapisan sosial. Ukuran
semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat yang masih tradisional. Misalnya,
orangtua atau orang yang dianggap berjasa dalam masyarakat atau kelompoknya.
Ukuran kehormatan biasanya lepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan.
Ukuran ilmu
pengetahuan
Ilmu pengetahuan
digunakan sebagai salah satu faktor atau dasar pembentukan pelapisan sosial di
dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Dari penjelasan di
atas dapat kita simpulkan bahwa pelapisan sosial dapat mempengaruhi kehidupan
masyarakat, seperti adanya perbedaan gaya hidup dan perlakuan dari masyarakat
terhadap orang-orang yang menduduki pelapisan tertentu. Stratifikasi sosial
juga menyebabkan adanya perbedaan sikap dari orang-orang yang berada dalam
stratasosial tertentu berdasarkan kekuasaan, privilese dan prestise. Dalam
lingkungan masyarakat dapat terlihat perbedaan antara individu, atau satu
keluarga lain, yang dapat didasarkan pada ukuran kekayaan yang dimiliki. Yang
kaya ditempatkan pada lapisan atas dan miskin pada lapisan bawah. Atau mereka
yang berpendidikan tinggi berada di lapisan atas sedangkan yang tidak sekolah
pada lapisan bawah. Dari perbedaan lapisan sosial ini terlihat adanya kesenjangan
sosial. Hal ini tentu merupakan masalah sosial dalam masyarakat.
Perbedaan sikap
tersebut tercermin dari gaya hidup seseorang sesuai dengan strata sosialnya.
Pola gaya hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian, tempat tinggal,
cara berbicara, pemilihan tempat pendidikan, hobi dan tempat rekreasi.
Cara Berpakaian
Seseorang yang
tergolong dalam strata sosial atas dapat dilihat dari gaya busananya. Biasanya
orang-orang kelas atas menggunakan busana dan aksesoris lain, seperti sepatu,
tas, jam tangan yang bermerek dan dari luar negeri. Sedangkan mereka yang
termasuk strata sosial menengah ke bawah, lebih memilih menggunakan
barang-barang produksi dalam negeri.
Tempat Tinggal
Pada umumya masyarakat
kelas atas akan membangun rumah yang besar dan mewah dengan gaya arsitektur
yang indah. Masyarakat kelas atas lebih menyukai tinggal di kawasan elite dan
apartemen mewah yang dilengkapi dengan fasilitas modern. Sedangkan masyarakat
yang tergolong strata menengah lebih memilih bentuk dan tipe rumah yang sederhana
bahkan ada juga yang tinggal di rumah susun.
Cara Berbicara
Cara berbicara
orang-orang yang tergolong strata atas akan berbeda dengan orang-orang yang
berada dalam strata bawah. Mereka yang termasuk dalam golongan strata atas
memiliki gaya berbicara yang beradaptasi dengan istilah-istilah asing serta
penuh dengan kesopanan. Sedangkan orang-orang yang berada dalam strata bawah
terkadang suka berbicara yang tidak terlalu memperhatikan etika.
Pendidikan
Pendidikan menjadi
faktor yang paling penting bagi setiap masyarakat. Umumnya masyarakat strata
atas memilih memasukkan anak-anak mereka pada sekolah-sekolah ataupun
universitas-universitas yang berkualitas tinggi termasuk sekolah di luar
negeri. Sedangkan bagi masyarakat yang menduduki pelapisan bawah lebih memilih
menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah dalam negeri.
Hobi dan Rekreasi
Menyalurkan hobi serta
berekreasi merupakan hal-hal yang diperhatikan oleh masyarakat yang berada
dalam pelapisan atas. Biasanya orang-orang yang berada dalam strata atas
memilih olahraga yang ekslusif seperti golf, balap mobil, serta menyalurkan
hobi, seperti main piano, main biola, menonton orkestra, mengoleksi
lukisan-lukisan mahal dan sebagainya. Begitu pula berekreasi, mereka lebih
memilih berekreasi ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri. Sedangkan, bagi
masyarakat yang tergolong strata bawah, lebih memilih hobi dan berekreasi yang
tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, seperti bermain sepak bola, dan
berekreasi ke tempat yang dekat dengan tempat tinggal mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar